PENALARAN
Apa yang di maksud dgn penalaran ?
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Proses bernalar, pada dasarnya, ada dua macam, yaitu induktif dan deduktif. Penalaran induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri dengan kesimpulan umum. Kesimpulan inin dapat berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum atas fakta yang bersifat khusus. Ada tiga macam penalaran induktif, diantaranya: generalisasi,analogi, dan sebab-akibat.
Sedangkan Generalisasi adalah proses penalaran berdasarka pengamatan atas sejumlah data yang bersifat khusus yang disusun secara logis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum. Analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas data khusus dengan membandingkan atau mengumpamakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum. Sebab-akibat adalah proses penalaran berdasarka hubungan antardata yang mengikuti pola sebab-akibat, akibat-sebab, sebab – akibat-akibat.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Proses bernalar, pada dasarnya, ada dua macam, yaitu induktif dan deduktif. Penalaran induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri dengan kesimpulan umum. Kesimpulan inin dapat berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum atas fakta yang bersifat khusus. Ada tiga macam penalaran induktif, diantaranya: generalisasi,analogi, dan sebab-akibat.
Sedangkan Generalisasi adalah proses penalaran berdasarka pengamatan atas sejumlah data yang bersifat khusus yang disusun secara logis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum. Analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas data khusus dengan membandingkan atau mengumpamakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum. Sebab-akibat adalah proses penalaran berdasarka hubungan antardata yang mengikuti pola sebab-akibat, akibat-sebab, sebab – akibat-akibat.
INFERENSI
Inferensi atau kesimpulan sering harus dibuat sendiri oleh
pendengar atau pembicara karena dia tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya
yang dimaksudkan oleh pembicara/penulis. Karena jalan pikiran pembicara mungkin
saja berbeda dengan jalan pikiran pendengar, mungkin saja kesimpulan pendengar
meleset atau bahkan salah sama sekali. Apabila ini terjadi maka pendengar harus
membuat inferensi lagi. Inferensi terjadi jika proses yang harus dilakukan oleh
pendengar atau pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat
pada tuturan yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis. Pendengar atau
pembaca dituntut untuk mampu memahami informasi (maksud) pembicara atau
penulis.
Inferensi adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan
konteks penggunaannya. Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan
implikatur. Implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang
ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur). Untuk menarik sebuah
kesimpulan (inferensi) perlu kita mengetahui jenis-jenis inferensi, antara
lain;
1. Inferensi
Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis
(proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik
tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh:
Bu, besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam.
Tapi saya tidak punya baju baru, kadonya lagi belum ada”.
Maka inferensi dari ungkapan tersebut: bahwa tidak bisa
pergi ke ulang tahun temanya.
Contoh:
Pohon yang di tanam pak Budi setahun lalu hidup.
dari premis tersebut dapat kita lansung menari kesimpulan
(inferensi) bahwa: pohon yang ditanam pak budi setahun yang lalu tidak mati.
2. Inferensi
Tak Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih
premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar
penggabungan proposisi-preposisi lama.
Contoh:
A : Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal
makanan.
B : Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa.
Inferensi yang menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya
(C) berikut ini.
C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.
C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.
Contoh yang lain;
A : Saya melihat ke dalam kamar itu.
B : Plafonnya sangat tinggi.
Sebagai missing link diberikan inferensi, misalnya:
C: kamar itu memiliki plafon
IMPLIKASI
Implikasi berfungsi membandingkan antara hasil penelitian
yang lalu dengan hasil penelitian yang baru dilakukan.
Macam-macam implikasi:
1. Implikasi Teoritis
Pada bagian ini peneliti menyajikan gambar lengkap mengenai
implikasi teoretikal dari penelitian ini.Bagian ini bertujuan untuk meyakinkan
penguji pada mengenai kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam teori-teori
yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian, tetapi juga implikasinya
bagi teori-teori yang relevan dengan bidang kajian utama yang disajikan dalam
model teoretis.
2. Implikasi Manajerial
Pada bagian ini peneliti menyajian bergagai implikasi
kebijakan yang dapat dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan dalam
penelitian ini.Implikasi manajerial memberikan kontribusi praksis bagi
manajemen.
3. Implikasi Metodologi
Bagian ini bersifat opsional dan menyajikan refleksi penulis
mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitiannya.Misalnya pada bagian ini
dapat disajikan penjelasan mengenai bagian-bagian metode
penelitian mana yang telah dilakukan dengan sangat baik dan bagian mana yang
relatif sulit serta prosedur mana yang telah dikembangkan untuk mengatasi
berbagai kesulitan itu yang sebetulnya tidak digambarkan sebelumnya dalam
literatur mengenai metode penelitian. Peneliti dapat menyajikan dalam bagian
ini pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian lanjutan atau
penelitian lainnya untuk memudahkan atau untuk meningkatkan mutu dari
penelitian.
EVIDENSI
Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang
dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil
pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena.
Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini
sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat
dihindarkan.
Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data
atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan
keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.
Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus
merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara
tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai
evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian
tersebut.
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas
Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita
peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut
baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa
semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus
mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat
digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi
2. Koherensi
Cara menguji autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua
desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan
pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh
didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka
2. Pengalaman dan pendidikan
autoritas
3. Kemashuran dan prestise
4. Koherensi dengan kemajuan